Gresik United (GU) punya mesin gol. Bukan Basuki atau Angel Ebus. Pemain tersebut malah lebih sering jadi pengganti. Dia adalah Ali Usman.
Ali Usman termasuk salah satu muka baru di Gresik United (GU) musim 2009-2010. Tapi, melihat komposisi yang ada, kansnya untuk masuk sebagai pemain inti sangat sulit.
Di lini depan, Laskar Joko Samudro memiliki tandem Basuki-Angel Ebus asal Nigeria. Hingga laga kelima, Ali pun masuk ke lapangan sebagai pemain pengganti.
''Saya tidak pernah menuntut untuk menjadi pemain inti. Bergantung keinginan pelatih seperti apa, kami sebagai pemain harus menerima,'' kata Ali.
Bagi dia, kemenangan klub jauh lebih penting daripada menorehkan prestasi individu. Apalagi, sepak bola merupakan permainan tim yang mengandalkan kolektivitas.
''Cuma, saya senang jika GU bisa menang dan posisinya terangkat ke papan atas,'' ujarnya.
Jika melihat statistik, hingga matchday kelima, pemain yang musim lalu membela Arema tersebut tidak pernah diturunkan menjadi starter. Selain itu, Ali lebih banyak turun pada paro babak kedua.
''Paling lama, saya turun waktu pertandingan melawan Persis (12/12). Saat itu saya menggantikan Ebus (Angel Ebus, Red) yang cedera di awal babak pertama,'' kenangnya.
Meski hanya sebagai pengganti, dia ternyata mampu menjawab kepercayaan pelatih GU Sasi Kirono. Hingga pertandingan kelima Laskar Joko Samudro, penyerang berusia 27 tahun tersebut telah menceploskan lima Gol.
Itu jauh mengungguli GU Angel Ebus dan Basuki. Keduanya baru mencetak satu gol. Kontan saja dengan prestasinya tersebut, banyak temannya yang nyeletuk, ''Main sebentar saja golnya banyak."
Tapi, torehan lima gol tersebut tak membuatnya besar kepala. Bahkan, pemain yang juga pernah membela Persela Lamongan dan Persibo Bojonegoro tersebut menganggap semua itu karena faktor keberuntungan saja.
''Nasib saya sedang baik, makanya saya bisa memaksimalkan peluang dan mencetak gol,'' jelasnya.
Berbeda dengan striker pada umumnya, Ali tidak pernah menargetkan untuk mencetak beberapa gol dalam setiap pertandingan. Dia mencoba membiarkan semua berjalan apa adanya.
Nah, menurut dia, cara seperti itu justru lebih efektif. Ketika dirinya berusaha untuk menargetkan mencetak gol, yang terjadi justru sebaliknya.
''Sewaktu saya menargetkan untuk mencetak satu gol saja, justru hal itu tak terjadi. Ketika saya tidak pikirkan itu, hanya berpikir bagaimana bisa tampil maksimal, justru saya bisa mencetak gol,'' lanjut Ali.
Dia mengakui bahwa semua yang diraihnya di GU saat ini tidak bisa dilepaskan dari sikap manajemen. Manajemen di GU tidak terlalu menuntut dan menarget pemain untuk mencetak gol.
''Mereka (manajemen, Red) hanya meminta kami main maksimal dan selalu fight, itu saja. Jadi, kami merasa tidak terbebani,'' tuturnya.
Selain itu, dia tidak punya kiat khusus untuk terus mengasah kemampuannya. Pemain asal Lombok tersebut mengatakan hanya menuruti instruksi Sasi.
Ali Usman termasuk salah satu muka baru di Gresik United (GU) musim 2009-2010. Tapi, melihat komposisi yang ada, kansnya untuk masuk sebagai pemain inti sangat sulit.
Di lini depan, Laskar Joko Samudro memiliki tandem Basuki-Angel Ebus asal Nigeria. Hingga laga kelima, Ali pun masuk ke lapangan sebagai pemain pengganti.
''Saya tidak pernah menuntut untuk menjadi pemain inti. Bergantung keinginan pelatih seperti apa, kami sebagai pemain harus menerima,'' kata Ali.
Bagi dia, kemenangan klub jauh lebih penting daripada menorehkan prestasi individu. Apalagi, sepak bola merupakan permainan tim yang mengandalkan kolektivitas.
''Cuma, saya senang jika GU bisa menang dan posisinya terangkat ke papan atas,'' ujarnya.
Jika melihat statistik, hingga matchday kelima, pemain yang musim lalu membela Arema tersebut tidak pernah diturunkan menjadi starter. Selain itu, Ali lebih banyak turun pada paro babak kedua.
''Paling lama, saya turun waktu pertandingan melawan Persis (12/12). Saat itu saya menggantikan Ebus (Angel Ebus, Red) yang cedera di awal babak pertama,'' kenangnya.
Meski hanya sebagai pengganti, dia ternyata mampu menjawab kepercayaan pelatih GU Sasi Kirono. Hingga pertandingan kelima Laskar Joko Samudro, penyerang berusia 27 tahun tersebut telah menceploskan lima Gol.
Itu jauh mengungguli GU Angel Ebus dan Basuki. Keduanya baru mencetak satu gol. Kontan saja dengan prestasinya tersebut, banyak temannya yang nyeletuk, ''Main sebentar saja golnya banyak."
Tapi, torehan lima gol tersebut tak membuatnya besar kepala. Bahkan, pemain yang juga pernah membela Persela Lamongan dan Persibo Bojonegoro tersebut menganggap semua itu karena faktor keberuntungan saja.
''Nasib saya sedang baik, makanya saya bisa memaksimalkan peluang dan mencetak gol,'' jelasnya.
Berbeda dengan striker pada umumnya, Ali tidak pernah menargetkan untuk mencetak beberapa gol dalam setiap pertandingan. Dia mencoba membiarkan semua berjalan apa adanya.
Nah, menurut dia, cara seperti itu justru lebih efektif. Ketika dirinya berusaha untuk menargetkan mencetak gol, yang terjadi justru sebaliknya.
''Sewaktu saya menargetkan untuk mencetak satu gol saja, justru hal itu tak terjadi. Ketika saya tidak pikirkan itu, hanya berpikir bagaimana bisa tampil maksimal, justru saya bisa mencetak gol,'' lanjut Ali.
Dia mengakui bahwa semua yang diraihnya di GU saat ini tidak bisa dilepaskan dari sikap manajemen. Manajemen di GU tidak terlalu menuntut dan menarget pemain untuk mencetak gol.
''Mereka (manajemen, Red) hanya meminta kami main maksimal dan selalu fight, itu saja. Jadi, kami merasa tidak terbebani,'' tuturnya.
Selain itu, dia tidak punya kiat khusus untuk terus mengasah kemampuannya. Pemain asal Lombok tersebut mengatakan hanya menuruti instruksi Sasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar